0

meteor Lyrids mencapai puncaknya pada 21 dan 22 Apri

Profesor Riset Astronomi Astrofisika “LAPAN” Thomas Djamaluddin mengatakan, “Fenomena hujan meteor Lyrids yang terjadi pada 16-26 April bisa dilihat tanpa menggunakan alat bantu apapun.”

“fenomena ini hanya terlihat di bumi bagian ekuator dan Utara, karena meteor Lyrids bergerak dari Timur laut dan Utara ke arah Barat. Semua orang di belahan bumi tersebut, kata dia, bisa melihat fenomena ini pada tengah malam hingga dini hari dan puncaknya pada 21-22 April,” katanya
“Bila menggunakan alat bantu, khususnya teropong, bidang pandang menjadi sempit. Ini justru bisa menyebabkan hujan meteor tidak terlihat. Sedangkan dengan mata telanjang, bidang pandang ke langit menjadi luas.”
“Supaya fenomena ini terlihat jelas, cuaca di daerah tempat pengamatan harus cerah. Lokasi pengamatan harus bebas polusi cahaya. Selain itu bagian Timur dan Utara tempat pengamatan tidak terhalang apapun,” katanya.
Dia menjelaskan, fenomena itu terjadi karena bumi berevolusi melewati sisa debu lintasan komet Thatcher. Kemudian debu tersebut menembus atmosfer dan terbakar
“Debu-debu itulah yang terlihat sebagai hujan meteor. Bahkan terlihat seperti bintang jatuh,” kata Thomas
”Fenomena itu terjadi sejak 2600 tahun lalu. Pada 1800-an peneliti baru menyimpulkan penyebab terjadinya fenomena hujan meteor Lyrids.”

“Titik pancar hujan meteor Lyrids berasal dari rasi bintang Lyra. Intensitasnya tergolong sedang, karena hanya terlihat belasan meteor per jam,” kata Thomas.

Sedangkan di Jakarta, – Meski cuaca Jakarta cerah, hujan meteor Lyrids belum terlihat dini hari tadi, berdasarkan pantauan Tempo, pukul 02.00 dan 03.00, tidak terlihat hujan meteor Lyrids
Hujan meteor Lyrids diperkirakan mulai turun sejak 16 April hingga 25 April. Puncak terjadinya hujan meteor Lyrids diperkirakan terjadi pada Hari Bumi pada 22 April nanti.
Berdasarkan pantauan Tempo pada dini hari, langit Jakarta tampak cerah dengan bintang yang berpendaran. Akan tetapi, sepanjang pantauan Tempo tidak terlihat hujan meteor Lyrids yang tampak di langit Jakarta
Menurut astronom Griffith Observatory di Los Angeles, Anthony Cook, hujan meteor Lyrids telah terpantau sejak 687 Sebelum Masehi. Tiap tahun, hujan meteor Lyrids tidak bisa diprediksikan jumlahnya.
“Rata-rata hujan Lyrids menghasilkan 10 sampai 20 meteor per jam. Tetapi, dalam beberapa waktu, jumlah meteor yang jatuh bisa naik mencapai 90 meteor per jam,” ujar Cook seperti dikutip National Geographics.com, Senin (19/4). “Pada 1803, hujan menghasilkan ribuan meteor per jam sehingga bisa disebut sebagai badai meteor.”

Menurut Cook, waktu terbaik untuk melihat hujan meteor tersebut adalah antara pukul 01.00-02.00. Dan cara terbaik untuk melihatnya adalah berbaring dengan nyaman menghadap ke mana pun dari utara sampai timur dan melihat ke langit.
“Lokasi terbaik (untuk melihat hujan meteor) adalah jauh dari kota yang belum dipenuhi polusi dan langitnya terbuka,” tambah Cook.

// // <![CDATA[
document.writeln(”);
// ]]>

0

gotong royong

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gotong royong merupakan salah satu ciri khas dari bangsa Indonesia, sebagaimana yang terkandung dalam pancasila yaitu sila ke- 3 “Persatuan Indonesia”. Perilaku gotong royong yang telah dimiliki Bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Gotong royong merupakan keperibadian bangsa dan merupakan budaya yang telah ada dalam kehidupan masyarakat. Gotong royong tumbuh dari kita sendiri, yaitu prilaku dari masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu, perilaku kegotong royongan mulai memudar akibat pengaruh dari budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Seperti budaya individualisme dan materialisme yang telah merambah daerah perkotaan. Oleh karena itu saya tertarik untuk mengambil untuk mengetahui seberapa besar pengaruh budaya individualisme pada masyarakat, maka melalui penelitian ini kami mencari fakta pengaruh budaya individualisme dan materialisme ini.

BAB II

ISI

1. Pengertian Gotong Royong

Gotong royong adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar, mudah dan ringan.

Contoh kegiatan yang dapat dilakukan secara bergotong royong antara lain pembangunan fasilitas umum dan membersihkan lingkungan sekitar.

Sikap gotong royong itu seharusnya dimiliki oleh seluruh elemen atau lapisan masyarakat. Karena, dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat melakukan setiap kegiatan dengan cara bergotong royong. Dengan demikian segala sesuatu yang akan dikerjakan dapat lebih mudah dan cepat diselesaikan dan pastinya pembangunan di daerah tersebut akan semakin lancar dan maju. Bukan itu saja, tetapi dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat dalam menerapkan perilaku gotong royong maka hubungan persaudaraan atau silaturahim akan semakin erat.

Dibandingkan dengan cara individualisme yang mementingkan diri sendiri maka akan memperlambat pembangunan di suatu daerah. Karena individualisme itu dapat menimbulkan keserakahan dan kesenjangan diantara masyarakat di kota tersebut.

Perubahan ekonomi Indonesia di bawah rezim Soeharto memungkinkan masuknya modal asing dan liberalisasi. Nilai-nilai budaya mulai dengan deras masuk dan menjadi bagian dari hidup masyarakat Indonesia. Kehidupan perekonomian masyarakat berangsur-angsur berubah dari ekonomi agraris ke industri. Indusri berkembang maju dan pada zaman sekarang tatanan kehidupan lebih banyak didasarkan pada pertimbangan ekonomi, sehingga bersifat materialistik. Maka nilai kegotong royongan pada masyarakat telah memudar.

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasaan dapat disimpulkan bahwa:

1. Masyarakat masih memerlikan kegiatan gotong royong.

2. Adapun bentuk- bentuk dari kegiatan gotong royong yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari- hari, antara lain:

Ø Acara pada perkawinan

Ø Membersihkan lingkungan sekitar

Ø Membangun fasilita- fasilitas umum, dll.