0

Data Pribadi

Nama                                              : Selly Restumiasih

Tempat & Tanggal Lahir         : Jakarta, 19 November 1991

Agama                                            : Islam

Jenis Kelamin                              : Perempuan

Alamat                                            : Jl. Raya Tengah No. 28 RT 05/RW 03 Condet Jakarta Timur

Nomor telepon                            : 08159797136

e-mail                                              : sellyrestumiasih@gmail.com

Kewarganegaraan                      : Indonesia

Riwayat Pendidikan

* 2009 – sekarang       : Universitas Gunadarma Jurusan Sistem Informasi semester 6

* 2006 – 2009             : SMA Islam Yayasan PB Soedirman

* 2003 – 2006             : SMP Islam Yayasan PB Soedirman

* 1997 – 2003             : SDN 05 pagi Jakarta
Riwayat Pendidikan Non Formal

  1. Seminar “The General Lecture of Multimedia System”
  2. Seminar “Overclocking Goes To Campus : How to Make Your PC High Perform”
  3. Workshop “Design is easy using corel draw”

Keahlian Komputer

* MS Office (MS Word, MS Excel, MS Access, MS PowerPoint).
* Adobe Photoshop.
* Internet
 

0

HARD SKILL

Hardskill adalah keterampilan teknis yang melekat atau dibutuhkan untuk profesi tertentu. Contoh: insinyur mekanik membutuhkan keterampilan bekerja dg permesinan, programmer harus menguasai teknik pemrograman dg bahasa tertentu.

Hardskill sudah pasti dibutuhkan untuk bisa bekerja dengan tepat tujuan. Namun adalah softskill yang bisa membuat seseorang bisa betul-betul bekerja dan dipertimbangkan untuk naik ke tingkatan karir atau jabatan lebih tinggi. Ini karena softskill menentukan kemampuan seseorang dalam menyikapi pekerjaannya, organisasinya, rekan kerjanya, dan para client-nya. Softskill tidak hanya terbatas pada lingkup pekerjaan, namun juga sampai pada kehidupan sosial dan berumahtangga. Softskill tidak hanya berkisar pada keterampilan komunikasi, namun juga melingkupi kemampuan untuk mengelola stres, kemampuan untuk mengelola disiplin pribadi, dan kemampuan untuk memecahkan masalah.

Seringkali softskill ini kurang mendapat perhatian. Seorang siswa/mahasiswa tidak hanya sekedar perlu memiliki keterampilan teknis terkait pekerjaan yang diidamkan dan diincarnya. Kita tak boleh lupa bahwa di saat bekerja nanti kita juga akan bekerja dalam tim, harus melaporkan kerja kita kepada seseorang, menghadapi tekanan kerja, melakukan presentasi, mengirimkan pesan email secara sopan, dan lain sebagainya. Untuk itu, maka keterampilan teknis (hardskill) tidaklah cukup. Hardskill sangatlah penting, namun belumlah cukup untuk mengantar seseorang menuju sukses.

sumber :

http://www.edunimasi.com/pentingnya-hardskill-dan-softskill.html#.T12ASeyCnQQ

0

SOFT SKILL

Soft skill adalah Ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (INTERPERSONAL SKILLS) dan ketrampilan dalam mengatur dirinya sendiri (INTRA-PERSONAL SKILLS) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.

Beda Soft Skill dan Hard Skill

Hard skill adalah kemampuan  yang dapat menghasilkan sesuatu sifatnya visible dan immediate . Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.

Contoh soft skill antara lain: kemampuan beradaptasi, komunikasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, conflict resolution , dan lain sebagainya.

Hard skill dapat dinilai dari technical test atau practical test . soft skill dapat dinilai dengan menggunakan teknik wawancara yang mendalam dan menyeluruh dengan pendekatan behavioral interview . Dengan behavioral interview , diharapkan kandidat-kandidat tidak hanya memiliki hard skill namun juga didukung oleh soft skill yang baik.

Modal sukses di lapangan pekerjaan:
• Kompetensi akademik (teknis , hard skills) 20%
• Kompetensi non akademik (soft skills) 80%

macam-macam softskill :

1.      Inisiatif
Inisiatif adalah satu tema pernyataan yang saat ini sedang saya alamatkan kepada diri sendiri. Inisiatif dekat hubungannya dengan kepeloporan. Para pelopor adalah pribadi-pribadi yang memiliki kekuatan inisiatif kerja yang menembus ruang-ruang waktu.Inisiator seringkali mengawali kerjanya dari kritik terhadap realitas. Terlebih ketika mereka melihat adanya jarak yang menjeda antara cita-cita dengan karakter zaman.

2.      Kemauan
Kemauan” adalah kata kunci dari segala sukses Punya bakat dan ilmu tidak akan membuat kita sukses. Keinginan harus disertai dengan tindakan untuk mewujudkannya. Bukan hanya sekedar ingin tetapi harus mau dan berusaha memperjuangkannya.

3.      Komitmen
sesuatu yang melampaui segala bentuk perbedaan, perselisihan dan pertengkaran. Ia tidak dapat dihancurkan oleh kekurangan, kelemahan maupun keterbatasan lahiriah… karena ketika kita berani mengikatkan diri dalam sebuah komitmen, kita telah ‘mati’ terhadap kepentingan diri sendiri.

4.      Motivasi
sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut.

5.      Kreativitas
proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.
Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan,tindakan membuat sesuatu yang baru.

6.      Komunikasi
suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.

7.      Berfikir kritis
suatu aktifitas kognitif yang berkaitab dengan
penggunaan nalar. Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan
proses-proses mental, seperti memperhatikan, mengkategorikan, seleksi, dan menilai/memutuskan.

8.      Mandiri
melakukan perencanaan hidup dengan baik, bertanggung jawab, dgn sadar akan resiko setiap melakukan sesuatu, dan tanpa campur tangan orang lain. Mandiri juga berarti mengetahui dan memahami mana yang benar dan yang salah, jadi bisa menentukan sikap dengan berlandaskan pemikiran dan pengetahuan sendiri, tanpa *dibumbui atau dipengaruhi* orang lain. Mandiri itu pada intinya tidak mudah minta belas kasihan pada orang lain.

9.      Integritas diri
Suatu pemahaman tentang terwujudnya perkembangan yang seimbang dan sinergis atas berbagai dimensi diri.
Terwujudnya perkembangan diri pribadi secara utuh, tanpa satu pun aspek atau dimensi yang terabaikan.
Adanya perhatian yang seimbang, tepat dan proporsional terhadap semua dimensi diri.

10.  Disiplin
kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih. Ada beberapa karakter yang dapat dibentuk berkat Disiplin:
1. Lebih bertanggung jawab,
2. Lebih tegar dalam menghadapi segala situasi kondisi
3. Lebih menghargai orang lain dan waktu.
4. Tidak mudah berputus asa (menyerah)
5. Melatih kejujuran

Manfaat soft skill :

1.  sebagai atribut kualitas jasa

2. dapat bersifat mandiri

3. softskill dapat membangun karakter

4. membangun kepribadian yang berkualitas

5. menumbuhkan rasa percaya diri

6. dapat bersosialisai dalam team

7. menumbuhkan kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian kita

8. juga dapat membentuk jiwa yang kritis di dalam diri kita

 

SUMBER:

Soft skill

0

One Day No Rice

Pemerintah tahun ini mencanangkan program ‘Sehari Tanpa Nasi’ atau ‘One Day No Rice’ untuk mengurangi konsumsi beras masyarakat. Saat ini konsumsi beras per kapita Indonesia mencapai 139 kg per tahun, atau terbesar di dunia.

Demikian dikatakan oleh Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi ketika ditemui di Hotel Nikko, Jakarta, Rabu (13/10/2010).

“Konsumsi per kapita kita 139 kg per tahun. Saya ambil gampangnya kira-kira setengah kilogram per hari per kapita. Secara nasional 100 ribu ton per hari, itu banyak dan besar sekali. Konsumsi beras Indonesia terbesar di dunia. Jepang saja 70 kg per tahun per kapita, China 90-100 kg per kapita,” tuturnya.

Menurut mereka, seharusnya, kalau memang persoalannya adalah tentang krisis lahan pangan, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok harus lebih jeli mencari strategi, bukannya merugikan masyarakat Depok yang umumnya mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Namun, artikel-artikel di surat kabar Depok justru memuat berita yang secara tersirat mendukung langkah Pemkot. Narasumber berita umumnya berasal dari kalangan pejabat (Gubernur Jabar dan anggota DPRD). Mereka mengatakan bahwa kebijakan One Day No Rice merupakan langkah yang baik untuk berhemat (lihat berita tanggal 16 dan 18 Februari 2012 di Radar Depok, 17 Februari di Monitor Depok, dan 19 Februari di Jurnal Depok). Sedangkan pendapat para pakar, umumnya dari Universitas Indonesia, yang menilai kebijakan itu tidak arif, hanya dimuat sedikit. Ini sungguh aneh. Seharusnya, merupakan kewajiban bagi media-media lokal di Depok untuk lebih banyak memuat keluhan warga yang tidak setuju dengan kebijakan tersebut.

 

Sumber:

http://biotaniindonesia.blogspot.com/2011/06/too-much-eat-rice-so-one-day-no-rice-or_04.html

One Day No Rice

0

TUGAS BI 3 : KESALAHAN PENALARAN

Kesalahan dalam penalaran atau biasa disebut kesesatan (fallacy) merupakan suatu kesalahan yang terjadi dalam aktivitas berpikir karena adanya penyalahgunaan bahasa (secara verbal) atau relevansi (secara materi). Dapat dikatakan, kesalahan penalaran adalah argument yang sepertinya tampak benar, tapi setelah dibuktikan dengan pemeriksaan, ternyata tidak benar. Dalam kenyataan, baik dalam kehidupan akademis maupun pergaulan sehari-hari, sering sekali terjadi penalaran yang tidak tepat. Terdapat dua jenis istilah untuk kesalahan/kesesatan penalaran ini, yaitu paralogis dan sofisme. Paralogis merupakan kesesatan yang tidak disadari (tidak disengaja), dan biasanya terjadi karena pembicara kurang menguasai hukum-hukum penalaran atau karena keterbatasan lain. Sebaliknya pada sofisme, kesesatan tersebut dilakukan secara sengaja untuk suatu maksud tertentu, dan biasanya memiliki dasar-dasar logika dan argumentasi yang kuat. Oleh sebab itu lah seorang sofis (sebutan untuk pelaku sofisme) bisa menjebak lawan bicara dengan mudah.

Seperti yang sudah dikatakan tadi,  kesesatan dapat terjadi karena bahasa dan relevansi antar premis dan konklusi. Berikut penjelasan mengenai kedua jenis kesalahan/kesesatan penalaran ini:

  • Kesesatan karena bahasa

Disebabkan karena ambiguitas kata (biasanya homonim), atau bisa juga karena sebuah kalimat yang berpeluang untuk menghasilkan tafsiran yang berbeda-beda. Memiliki beberapa bentuk, yakni:

Kesesatan karena term ekuovik: jika kata yang digunakan memiliki arti lebih dari satu, sehingga dapat memiliki perbedaan penafsiran.

Kesesatan amfiboli: jika memiliki struktur kalimat yang dibuat sedemikian sehingga dapat memiliki tafsiran yang ganda.

Kesesatan komposisi: jika terjadi pencampuradukkan term yang bersifat kolektif dan distributif.

– Kesesatan dalam pembagian: jika terjadi anggapan bahwa apa yang benar bagi keseluruhan, berlaku juga bagi individu.

Kesesatan aksentuasi: jika disebabkan oleh aksen bicara, karena aksen bicara juga dapat menyebabkan perbedaan penafsiran.

  • Kesesatan karena relevansi

Terjadi jika antar premis tidak punya hubungan logika dengan kesimpulan. Misalnya, bukti, peristiwa atau alasan yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang konklusi. Jadi, perlu berhati-hati, ketika sebuah argumen bergantung pada premis yang tidak relevan dengan konklusi, maka tidak mungkin dibangun kebenarannya. Terdapat beberapa jenis kesesatan relevansi yang umum dikenal, berikut penjelasannya:

Argumentum ad hominem: terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau menolak suatu usulan, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena alasan yang berhubungan dengan kepentingan si pembuat usul.

Argumentum ad verecundiam: terjadi karena orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa dan dapat dipercaya, jadi bukan terjadi karena penalaran logis.

Argumentum ad baculum (menampilkan kekuasaan): terjadi apabila orang menolak atau menerima suatu argumen bukan atas dasar penalaran logis, melainkan karena ancaman atau terror (bisa juga karena faktor kekuatan/kekuasaan).

Argumentum ad populum (menampilkan emosi): artinya ialah ditujukan untuk massa/rakyat. Pembuktian secara logis tidak diperlukan, dan mengutamakan prinsip menggugah perasaan massa sehingga emosinya terbakar dan akhirnya akan menerima sesuatu konklusi tertentu. Contoh sederhananya seperti demonstrasi dan propaganda.

Argumentum ad misericordian (menampilkan rasa kasihan): disebabkan karena adanya rasa belas kasihan. Maksudnya, penalaran ini ditunjukkan untuk menimbulkan belas kasihan sehingga pernyataan dapat diterima, dan biasanya berhubungan dengan usaha agar suatu perbuatan dimaafkan.

Post hoc propter hoc: terjadi karena orang menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal bukan. Pada suatu urutan peristiwa, orang menunjukkan apa yang terjadi lebih dahulu adalah penyebab peristiwa yang terjadi sesudahnya, padahal bukan.

Petitio principii: berarti mengajukan pertanyaan dengan mengamsusikan kebenaran dari apa yang berusaha untuk dibuktikan, dalam upaya untuk membuktikannya. Dikenal dengan pernyataan berupa pengulangan prinsip dengan prinsip

Argumentum ad ignorantiam (argumen dari keridaktahuan): kesalahan terjadi ketika berargumen bahwa proposisi adalah benar hanya atas dasar bahwa belum terbukti salah, atau bahwa itu adalah salah karena belum terbukti benar.

Ignorantia elenchi: terjadi karena tidak adanya hubungan logis antara premis dan konklusi.

SUMBER:

0

TUGAS BI 2 : METODE PENALARAN

  • Metode induksi

Secara umum, merupakan suatu metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal yang khusus ke hal yang lebih umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti, yakni fenomena individual dimana data atau pernyataan yang bersifat faktual menuju ke proposisi. Dapat dikatakan bahwa kesimpulan lebih luas dari proposisi  (pernyataan). Contoh sederhana untuk metode ini:

 

Logam 1 memuai kalau dipanaskan (premis mayor)

Logam 2 memuai kalau dipanaskan (premis minor)

Maka semua logam memuai kalau dipanaskan (konklusi)

 

Terdapat 4 proses dalam metode penalaran secara induksi ini, yaitu:

  1. Generalisasi: proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tersebut (mengumpulkan fakta-fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum).
  2. Hipotesa dan teori: hipotesa merupakan semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta lebih lanjut, sedangkan teori merupakan azas yang umum atau abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena yang ada.
  3. Analogi induktif: pola yang berisi mengenai perbandingan hal yang sama. Secara detail, merupakan proses penalaran yang bertolak dari suatu peristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain.Bertujuan untuk dapat meramalkan kesamaan, menyingkapkan kekeliruan dan menyusun sebuah klasifikasi.
  4. Hubungan kausal: memiliki 3 pola, yaitu sebab ke akibat yang berlangsung dari peristiwa yang dianggap sebab menuju kesimpulan sebagai efek, akibat ke sebab yakni pola yang memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat dan peristiwa tersebut akan dianalisa untuk dicari penyebabnya, akibat ke akibat yang bertolak dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat tersebut.

 

  •  Metode deduksi

Secara umum, merupakan metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Pada metode ini, berlaku teori koherensi yaitu pernyataan yang disimpulkan itu dianggap benar, bila pernyataan tersebut secara koheren logis atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Contoh lazim ditampilkan dalam bentuk silogisme. Silogisme tersusun dari dua pernyataan yang mendukung, yaitu yang pertama disebut sebagai premis mayor, dan yang kedua disebut premis minor, sedangkan pernyataan ketiga merupakan pengetahuan berupa kesimpulan khusus yang ditarik melalui penalaran deduktif dari kedua pernyataan sebelumnya. Dapat dikatakan, pada penalaran ini konklusi lebih sempit daripada premis. Contoh sederhana dari metode deduksi ini:

 

Semua manusia akan mati (premis mayor)

Tetsu adalah manusia (premis minor)

Jadi: Tetsu akan mati (konklusi)

 

Terdapat corak berpikir deduksi yang lain, yaitu entimem  yang merupakan sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem, penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas. Merupakan silogisme yang muncul hanya dengan dua proposisi. Kemudian, terdapat juga corak berpikir deduksi bernama rantai deduksi. Rantai deduksi adalah penalaran yang deduktif dapat lebih informal dari entimem. Jadi, tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula berupa merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk yang informal.

 

SUMBER:

0

Tugas BI I : Definisi Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Beberapa definisi Penalaran menurut para ahli:
·         Keraf (1985: 5) berpendapat bahwa Penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
·         Bakry (1986: 1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
·         Suriasumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
Sumber :
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/filsafat…/bab6-penalaran.pdf