0

Laporan Kegiatan

LAPORAN KEGIATAN WISATA KARANG TARUNA KE JOGJA
LAPORAN KEGIATAN WISATA KARANG TARUNA
A. Latar Belakang
Berdasarkan atas penyusunan program dan kegiatan Karang taruna, kami melihat pentingnya suatu acara wisata, dalam hal ini wisata yang dimaksud adalah wisata Kebudayaan. Melalui kegiatan ini telah didapatkan suatu penyegaran dalam pribadi Anggota serta Pengurus karang taruna setelah sekian lama melakukan kegiatan rutin organisasi serta kegiatan peringatan kemerdekaan yang meliputi kegiatan jalan sehat dan lomba-lomba. Mungkin masih banyak kekurangan dalam kegiatan tersebut.Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat untuk peran serta pemuda dalam membangun masyarakat.
B. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:
1.Penyegaran pribadi Anggota serta Pengurus karang taruna
2.Menambah wawasan dan menumbuhkan rasa saling menghargai antar anggota serta Pengurus karang taruna
3.Memperkenalkan dan menunjukkan kekayaan budaya terutama pariwisata yang kita milika sehingga tercipta rasa tanggung jawab untuk menjaga serta melestarikannya.
C. Nama Kegiatan
Adapun nama kegiatan ini adalah:
“WISATA KARANG TARUNA”
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada:
Hari                   : jumat malam s/d Minggu pagi
Tangga             : 25 – 27 Mei 2012
Waktu               : Pukul 21.00 WIB – 02.30 WIB
E. Peserta
Adapun peserta adalah:
1. Panitia : 7 Orang
2. Peseta : 22 Orang
Jumlah Keseluruhan : 29 Orang
F. Obyek
1. Pantai PARANGTRITIS
2. KALIURANG
3. MALIOBORO
G. SUSUNAN PANITIA
Terlampir
H. RINCIAN ANGGARAN
Terlampir
I PENUTUP
Demikian Laporan pertanggung jawaban kegiatan ini kami sampaikan agar dapat diketahui pihak-pihak yang terkait. Partisipasi, kerjasama, dan bantuan dari beberapa pihak yang turut membantu suksesnya acara ini, kami ucapkan terima kasih.
 Jakarta, 20 mei 2012
Ketua Pelaksana Sekretaris
Moch. Alfiyan Deni Setiawan
Lampiran I
RINCIAN ANGGARAN
Pemasukan
a. Kas Karang Taruna : Rp. 726.000
b. Dana Peserta : Rp. 1.800.000
c. Kontribusi Panitia : Rp. 400.000
d. Sisa DP (tak kembali ) : Rp. 100.000 +
Total Pemasukan : Rp. 3.026.000
Pengeluaran
1. Travel bus : Rp. 2.300.000
2. Untuk sopir dan kondektur : Rp. 100.000
3. Tiket masuk Pantai Parangtritis : Rp. 80.000
4. Tiket masuk Kaliurang : Rp. 75.000
5. Parkir Bus 3 tempat (3 x @ Rp. 10.000) : Rp. 30.000
6. Snack + Air minum : Rp. 113.000
7. ATK : Rp. 30.000
8. Tambahan untuk Sopir & Kondektur(Rokok,dll.) : Rp. 30.400
9. Obat-obatan / P3K : Rp. 40.000
10. Lain – lain : Rp. 10.000 +
Total Pengeluaran : Rp. 2.808.000
TOTAL ANGGARAN : Total Pemasukan – Total Pengeluaran
: Rp. 3.026.000 – Rp. 2.808.000
Sisa : Rp 218.000
Lampiran II
SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN WISATA KARANG TARUNA
1. Pelindung : Bpk. Nasli
2. Pembina&penasihat : Bpk. Hendra
3. Ketua Panitia : Helmi
4. Sekretaris Panitia : Denny
5. Bendahara Panitia : Ikhsan
6. Seksi Acara : Sella
7. Seksi Konsumsi : Selly
8. Seksi P3K : Bowo
9. Seksi Pubdok : Dolla
0

Badai ‘salju’ di sumatera barat

fenomena aneh badai salju yang terjadi di sumatera barat, padang, tepatnya di Sijunjung beritanya pun dimuat di Yahoo! indonesia dengan sumber “republika mengejutkan warga sumatera barat, bahkan narasumber berita itu sendiri.

Berita dengan judul “Fenome Alam Aneh, Badai Salju Hantami Sumatra Barat” dimuat Yahoo! Indonesia sekitar pukul 13.00 WIB, Kamis (29/3/2012). Sedangkan berita di Republika bersumber dari Antara.

Disebutkan atap 48 rumah berterbangan, 2 rumah hancur akibat hantaman badai, hujan, disertai salju pada Rabu (28/3/2012) pukul 20.00 WIB.

Narasumber yang dikutip adalah Ade Edward, Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemprov Sumatera Barat.

“Apa benar ada badai salju di Sijunjung, ini benar-benar berita mengejutkan,” kata Ani, 35 tahun, warga Pauh, Padang setelah membaca berita Yahoo! Indonesia.

Ade Edward sendiri yang dihubungi PadangKini.com membantah berita “badai salju” itu.

“Saya juga kaget membaca berita di Yahoo! dan Republika, apalagi ditambah dengan foto badai salju di luar negeri,” katanya Kamis (29/3/2012) pukul 15.00 WIB. “Yang benar BADAI SAJA, katanya berseloroh.” Apalagi disebut ada rumah rusak 48. “Yang benar 4,” katanya.

Ade menduga berita tersebut dikutip dari SMS (pesan singkat) yang dilaporkannya ke BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Kamis pagi. Ia meneruskan laporan dari BPBD Kabupaten Sijunjung tentang bencana badai yang merusak rumah Rabu malam. Ia juga mengirimkan isi SMS tersebut kepada wartawan Antara di Padang.

Isi SMS-nya begini: “Akibat bencana pusaran angin badai. Kec. Sijunjung, Kabupaten Sijunjung pada tanggal 28 Maret 2012 jam 20.00 WIB. Mengakibatkan 1) 4 bh rumah atapnya beterbangan; 2) 2 bh rumah hancur berantakan ditimpa pohon durian. 3) 1 bh SD 17: (a) 1 bh rumah dinas sekolah ditimpa pohon kelapa; (b) 3 lokal belajar bbrp atapnya beterbangan. 4) Korban jiwa tidak ada. Sedangkan kerugian harta benda sedang diadakan penghitungannya.

Ade mengaku tidak pernah dihubungi reporter dari Republika atau lainnya terkait “badai salju”. “Reporternya ngawur,” katanya. “Mestinya kan konfirmasi saya.” 

 

sumber : http://www.padangkini.com/index.php?mod=berita&id=7039

0

Gempa aceh

Gempa yang terjadi di Provinsi Aceh Nangroe Darussalam, Rabu (11/4/2012) sore, ternyata bukan satu gempa utama yang diikuti dengan sejumlah gempa susulan. Rangkaian gempa itu merupakan dua gempa utama. Masyarakat aceh dibuat panik dan ketakutan dengan gempa tersebut karena takut seperti kejadian pada gempa tahun 2004 yang diikuti dengan tsunami besar.

Gempa pertama terjadi pada pukul 15.38 WIB dengan kekuatan 8,5 SR. Pada kedalaman 10 km, berjarak 346 km barat daya Kabupaten Simeuleu. Lalu dilanjutkan gempa kedua terjadi pada pukul 17.43 WIB dengan kekuatan 8,1 SR. Pusat gempa punya kedalaman 10 km dan berjarak 483 km barat daya Simeuleu. Dan peringatan tsunami pun diakhiri pukul 19.45 WIB.walaupun sebenernya tsunami sempat terjadi di Meulaboh setinggi 80 cm pukul 17.00 dan di Sabang setinggi 6 cm pukul 17.04.

Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Direktur Pengurangan Risiko Bencana BNPB yang saya kutip dari forumkami.net, ada tiga syarat yang harus dipenuhi sehingga gempa akan menumbulkan gelombang tsunami besar, yakni besaran gempa, kedalaman gempa, dan pergeseran vertikal.

Hal senada diungkapkan Subandono Diposaptono, Direktur Tata Ruang Laut dan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menurut dia, gempa Aceh kemarin berbeda dengan gempa Aceh 2004. Lokasi gempa 2004 berada di sepanjang zona subduksi pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Sedang gempa kemarin berlokasi hanya di lempeng Indo-Australia.

Kepada Antara, Sutopo mengatakan gempa kemarin merupakan gempa intraplate, bukan interplate seperti gempa Aceh berkekuatan 9,1 SR pada 26 Desember 2004. Gempa intraplate tidak menyebabkan tsunami besar seperti halnya gempa interplate yang berada di zona subduksi.

 

0

Kenaikan BBM

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, pemerintah harus melakukan pengendalian konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi. Pasalnya, kenaikan harga BBM belum tentu terjadi pada tahun ini. Ada syarat yang harus dipenuhi untuk itu.

“Yang harus diingat lagi, dalam APBN itu (asumsi ICP-nya) 105 dollar AS per barrel, tapi realisasi bisa 119-120 dollar AS per barrel. Tapi, ICP sebesar 120 dollar AS per barrel pun belum bisa menaikkan (harga BBM bersubsidi). Maka, kita harus siap tidak menaikkan BBM sampai akhir tahun kalau Pasal 7 Ayat (6) tidak terpenuhi,” ungkap Hatta di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Senin (23/4/2012).

Pada APBN Perubahan 2012, pemerintah diperbolehkan menyesuaikan harga BBM bersubsidi jika ada selisih 15 persen antara asumsi ICP dengan realisasinya selama enam bulan terakhir.

Menurut Hatta, harga ICP yang menyentuh 120 dollar AS per barrel belum bisa mendorong pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM bersubsidi. Pengendalian konsumsi BBM bersubsidi harus dilakukan. Sebab, kata dia, kuota konsumsi BBM bersubsidi bisa lewat dari yang dipatok dalam APBN-P 2012, yakni 40 juta kiloliter.

“Kalau tidak dikendalikan bisa membengkak sampai 44 juta kiloliter. Per hari ini kuotanya 109 persen dari yang seharusnya disalurkan. Artinya, ada 9 persen kelebihan,” paparnya.

Jika tidak ada pengendalian konsumsi BBM, Hatta mengatakan, kuota konsumsi bisa terlewat hingga akhir tahun dengan besaran 9-10 persen. Belum lagi potensi peralihan dari masyarakat yang menggunakan BBM nonsubsidi ke BBM bersubsidi karena selisih harga yang kian besar antara keduanya.

“Tapi bukan hanya overkuota kalau tidak dikendalikan, maka akan terjadi pemindahan dari yang pakai Pertamax ke situ. Tambah bengkak lagi. Belum lagi pertambangan dan perkebunan yang seharusnya tidak menggunakan BBM bersubsidi, tapi memakai BBM bersubsidi,” ujar Hatta.

sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/04/20/09300821/BBM.Bersubsidi.Tidak.untuk.Mobil.Dinas